Bangunan Baru Untuk Taman Baca Bintang Brilliant
Dulu sempat dipinjami tetangga untuk menempati rumahnya yang tidak terpakai. Namun hanya gak sampai setahun sudah di ambil lagi karena pemilik membutuhkannya. Dalam 10 tahun keberadaan TBM, keinginan untuk membuat tempat atau gedung sendiri selalu ada. Namun karena terkendala ruang dan pembiayaannya sehingga hanya menyimpan keinginan itu didalam hati.
Alhamdulillah dengan niat yang kuat serta doa yang terus menerus, keinginan untuk memisahkan lokasi taman baca dari rumah pribadi sedikit demi sedikit terwujudkan. Kisah tentang berdirinya bangunan baru TBM Bintang Brilliant ingin kami ceritakan disini.
Baca Juga : Prestasi TBM Bintang Brilliant sampai tahun 1997
Beberapa bulan yang lalu, ada tetangga yang menyumbangkan bangunan kayu bekas kandang sapi milik suaminya untuk dijadikan tempat berliterasi. Suaminya sudah meninggal dunia dan berdirinya bangunan membuatnya sedih. Maka dari itu berniat untuk memberikan pada kami untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya yang semoga bisa jadi tempat amal jariyah bagi almarhum.
Dari bangunan ini kemudian berkembang beberapa pemikiran dan membuka jalan untuk mewujudkan keinginan yang terpendam. Alhamdulillah setapak seni setapak jalan terbuka lebar. Rejeki juga datang dengan sendirinya. Ada sedikit uang langsung melakukan pengurukan, kebetulan ada tanah uruk yang dijual. Ada famili yang menjual tanah warisannya dan bisa kami beli meskipun dengan nyicil.
Ketika tanah dan lokasi sudah siap, alhamdulillah ada banyak tetangga baik hati yang mau membantu memindah bangunan bekas kandang sapi ke tempat yang baru. Tanah yang diuruk harusnya di biarkan dulu beberapa waktu sampai mampat sebelum di dirikan bangunan, tapi karena sudah urgent jadinya langsung didirikan bangunan.
Permasalahan pertama muncul saat pemindahan, ternyata tanah yang digunakan lebih sempit dibandingkan dengan bangunan kayu yang akan didirikan. Bangunannya memiliki lebar kurang lebih 4 m, sedangkan tanahnya hanya 3,3 m. Jalan keluarnya adalah dengan memotong beberapa bagian kayu supaya pas. Hal ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama.
Setelah diskusi dan memikirkan masak-masak, akhirnya mencoba lobi pada tetangga sebelah yang bedak tanahnya tidak terpakai. Puji syukur kehadirat Allah SWT, ahli keluarga tetangga sebelah setuju untuk meminjamkan tanahnya untuk didirikan bangunan. Karena bangunan terbuat dari kayu dan sifatnya gak permanen jadinya bisa dibongkar sewaktu waktu jika sang pemilik bedak tanah mau bangun rumah.
Untuk sementara dengan batas minimal 3 tahun, sang tetangga mau meminjamkannya dengan sistem pinjam pakai. Untuk menguatkan ada surat bermaterai yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika jangka waktu habis bisa diperpanjang atau putus tengah jalan.
Setelah persoalan tanah terselesaikan, saatnya meneruskan pendirian. Masalah lainnya muncul. Beberapa bagian dari eks bangunan tidak bisa digunakan kembali, seperti atap, dinding dan kayu penyangga karena rapuh. Pembelian baru menjadi solusinya. Meskipun keuangan tidak banyak dimiliki, dengan Bismillah dan pinjam sana sini pada akhirnya bisa mengganti bagian yang rusak dengan yang baru. Pokoknya bangunan segera berdiri, masalah keuangan Insyaallah nanti pasti ada rejeki.
Ketika bangunan sudah berdiri dengan kokoh. Alhamdulillah ada donatur baik hati yang menyumbangkan semen untuk plester lantai. Pada akhirnya bangunan sudah jadi dan siap untuk ditempati. Tinggal mikir untuk finishing dan isi didalamnya. Walaupun sederhana tapi bisa termanfaatkan. Minimal gak kebanjiran dan air masuk rumah seperti 2 tahun sebelumnya.
Meskipun ada banyak drama yang menyertai segala prosesnya, semoga niat baik semuanya segera terrealisasi. Nanti aktivitas belajar bersama, membaca buku dan menggali ilmu bisa dilakukan disini. Jika pengunjung membludak, tempat lama yang merupakan rumah pengurus masih tetap bisa digunakan.
Tidak ada komentar
Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik