Pembelajaran Literasi Digital Pada Anak

Anak-anak harus memiliki keahlian literasi digital untuk menghadapi globalisasi yang semakin kencang di masa kini dan masa mendatang. Literasi digital dapat diajarkan sebagai penunjang pelajaran lainnya sekaligus melengkapi pendidikan sains, matematika, seni budaya, bahasa dan pelajaran lainnya.


Sejak awal 2018, Di TBM Bintang Brilliant sudah dimulai pengenalan Literasi digital. Bahan bacaan yang dimiliki oleh Taman Baca kami tidak cukup buat memberikan pembelajaran ini. Seiring perkembangan teknologi serta zaman yang semakin canggih, membuat pembelajaran Literasi Digital mutlak untuk dilakukan.

Pembelajaran Literasi digital di TBM Bintang Brilliant dilakukan tanpa paksaan dan tentunya dengan suasana yang menyenangkan. Saat berada di TBM Bintang Brilliant, Anak-anak diberikan waktu khusus untuk mempelajari tentang seluk beluk dunia digital dan juga dampak negatif yang terdapat di dalamnya.

Anak-anak dikenalkan apa saja efek buruk yang bisa mereka dapatkan jika tidak bijak menggunakan internet. Tidak mudah memang memberi pengertian pada mereka, namun lambat laun mereka akan paham karena disertai dengan contoh kasus di sekitar mereka.

Pada pembelajaran literasi digital anak-anak perlu diajarkan cara menyaring kebenaran sebuah informasi. Cara paling mudah adalah dengan menahan informasi yang diterima, bagaimanapun pentingnya. Informasi yang biasanya dibroadcast tidak boleh sembarangan disebar luaskan. Mereka diajari untuk mencari bahan pembanding di mesin pencarian Google atau bertanya dulu pada yang lebih paham.

Anak-anak yang memiliki tingkat literasi digital yang tinggi tidak akan mudah termakan informasi bohong. Mereka justru jadi pengaman dalam penyebaran informasi bohong atau hoax. Dengan pemahaman dan bimbingan yang benar, anak-anak bisa menjadi tameng bagi tersebarnya informasi Hoak. 


Literasi digital itu perlu ditanamkan ke masyarakat sejak dini. Salah satu tujuannya supaya bisa bijak dan cermat dalam menggunakan internet, khususnya pemanfaatan media sosial (medsos). Kecenderungan masyarakat atau orang tua saat ini, anak-anak sedari kecil sudah dikenalkan dengan teknologi. Entah itu ponsel pintar atau laptop. Mereka sangat bangga bila anak-anak sudah memiliki teknologi canggih saat ini.

Hal yang patut diacungi jempol, ternyata aktivitas anak-anak dalam berinternet cukup tinggi. Pengetahuan mereka bahkan bisa jadi lebih luas dibandingkan guru atau orang tuanya. Sebelum diajarkan oleh gurunya di esok hari, anak-anak bisa mencari informasi materi pelajarannya di internet. Pada posisi ini peran guru penting untuk menjadi tameng supaya anak-anak tetap mendapatkan informasi yang benar.

Supaya bisa menandingi anak-anak, guru juga harus memiliki tingkat literasi digital mumpuni. Jangan sampai gurunya sendiri tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, atau bahkan cenderung menyebarkan informasi hoax.

Hasil survei dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014 menyebutkan, dari 30 juta anak usia 10-19 tahun ternyata 52 persen responden sudah menggunakan ponsel dalam mengakses internet. Hal ini diperkuat dengan data penggunaan smartphone pada 2016 di mana Indonesia menempati posisi ke 5 dunia pengguna smartphone.

Kemajuan teknologi saat ini tentunya tidak bisa dibatasi untuk kalangan anak-anak saja. Penolakan untuk pemakaian gadget bagi kalangan siswa SD, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah bukanlah langkah yang terpuji.Tetapi dengan mengarahkan mereka untuk dapat menggunakannya sebagai media pembelajaran yang positif menjadi sebuah cara yang tepat dalam mengatasinya.

Bagaimanapun juga Inovasi pembelajaran seperti ini akan merangsang siswa untuk terus berliterasi digital. Dengan menggunakan fitur yang telah tersedia, para siswa bisa menemukan informasi ilmu pengetahuan secara cepat, tepat dan sesuai kebutuhan. 

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.