Satu Buku, Seribu Cerita, Merayakan Hari Buku Nasional

Tanggal 17 Mei kembali datang dengan semangat yang hangat. Di kalender nasional, hari ini ditandai sebagai Hari Buku Nasional, sebuah pengingat bahwa membaca bukan sekadar keterampilan, tapi kebutuhan hidup. Di banyak kota besar, peringatan ini disambut dengan pameran buku, diskon toko buku, atau peluncuran karya baru. Namun di TBM Bintang Brilliant, peringatan Hari Buku Nasional dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, tetapi menyentuh: anak-anak menyebutkan buku favorit mereka dan alasan di balik pilihan itu.

Pengurus TBM Bintang Brilliant, mengemas kegiatan peringatan hari buku ini dengan rangkaian video pendek. Satu per satu, anak-anak datang ke depan kamera. Ada yang tampak malu-malu, ada pula yang percaya diri menceritakan buku pilihannya. Beberapa menyampaikan pendapatnya dengan bahasa Indonesia yang polos, sementara yang lain lebih nyaman menggunakan bahasa Jawa, bahasa ibu yang mereka gunakan sehari-hari.

"Jenengku Vania, aku teko TBM Bintang Brilliant. Aku seneng moco buku Gorilla Bermain di Pantai. Mergo buku iki lucu gara mesem-mesem dewe" ujar Vania, siswa kelas 5 MI Islam Pucangro. Buku itu sudah mulai lusuh karena sering dibaca, namun tetap jadi favoritnya. 

Di sebelahnya, ada Nugi yang menunjukkan sebuah buku berjudul Mengenal Bumi. “Aku suka buku ini karena dapat mengenal isi dalamnya dunia dan cara menjaganya,” katanya malu malu, sambil tersenyum.

Bukan isi buku saja yang mereka ceritakan, tapi juga kenangan, perasaan, dan harapan yang tumbuh dari membaca. Seorang anak lainnya berkata, "Buku favorit ku Pengetahuan Modern karena ada banyak pengetahuan yang ingin ia dapatkan lewat buku tersebut." Saat menyampaikan itu, matanya berbinar dan suaranya mantap. Ia seolah sedang mengucapkan sumpah untuk masa depannya sendiri.

Baca Juga : Peringatan Hari Buku Nasional dan Sejarah nya

Kegiatan kecil, makna besar

Kegiatan sederhana ini bukan tanpa makna. Di balik video singkat yang dikumpulkan dan diunggah di media sosial TBM, tersembunyi pesan besar: literasi tidak selalu harus rumit atau mahal, yang terpenting adalah tumbuh dari hati. Dengan menyebutkan buku favorit, anak-anak belajar mengenal selera, mengingat isi, dan mengungkapkan alasan dengan bahasa mereka sendiri. Itu semua adalah bentuk ekspresi diri, yang sering terlupakan dalam sistem pendidikan formal.

Di TBM Bintang Brilliant, setiap kegiatan dirancang untuk memberi ruang aman dan menyenangkan bagi anak-anak agar dekat dengan buku. Pengurus tidak ingin membuat anak-anak yang datang merasa membaca itu beban. Cukup dengan membuat mereka merasa memiliki buku, itu sudah luar biasa. Sebagian besar anak di desa ini tidak memiliki koleksi buku di rumah. Buku bagi mereka adalah barang berharga yang hanya bisa dijumpai saat datang ke TBM.

Mengapa bahasa Jawa? Karena itulah rumah mereka

Satu hal yang membuat kegiatan ini terasa lebih istimewa adalah penggunaan bahasa Jawa oleh beberapa anak. Bukan karena tidak bisa berbahasa Indonesia, tetapi karena mereka merasa lebih nyaman menyampaikan isi hati dengan bahasa yang tumbuh bersama mereka. Bagi TBM Bintang Brilliant, hal ini adalah bentuk penghargaan terhadap bahasa daerah dan kearifan lokal.

Literasi tidak harus selalu dalam bahasa nasional. Anak-anak perlu tahu bahwa mencintai buku bisa dilakukan dalam bahasa apapun, selama maknanya bisa dirasakan dan dimengerti. Bahkan, melalui bahasa Jawa, beberapa anak justru bisa mengekspresikan lebih banyak perasaan dan pemahaman terhadap cerita yang mereka baca. Ini adalah bentuk literasi kontekstual, yang sangat penting dalam membangun kecintaan terhadap membaca sejak usia dini.

Baca Juga : Menghidupkan Kembali Kebiasaan Membaca di Era Digital

Dari membaca menuju mimpi

Peringatan Hari Buku Nasional di TBM Bintang Brilliant bukan sekadar kegiatan tahunan. Ini adalah bagian dari misi panjang: menyalakan semangat baca di tengah keterbatasan. Buku yang dibaca anak-anak ini bukan buku baru. Sebagian besar merupakan sumbangan, buku bekas, atau koleksi lama yang sudah berpindah tangan berkali-kali. Namun justru di sanalah keistimewaannya—anak-anak ini tidak tumbuh bersama gadget canggih atau internet cepat, tapi mereka tumbuh dengan rasa ingin tahu, dan buku menjawab kebutuhan itu.

Membaca satu buku favorit adalah awal dari proses mengenali diri sendiri. Dari pilihan buku, kita bisa tahu minat dan mimpi mereka. Dari alasan yang mereka ungkapkan, kita bisa mendengar suara hati yang jujur. Dan dari ekspresi wajah mereka, kita bisa melihat harapan yang perlahan menyala.

Refleksi dan harapan ke depan

Peringatan Hari Buku Nasional ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa perubahan besar tidak selalu lahir dari ruangan-ruangan mewah. Kadang, ia dimulai dari satu buku lusuh, dibaca oleh seorang anak di bawah pohon, ditemani semangat para relawan yang terus menjaga api literasi agar tetap menyala.

TBM Bintang Brilliant akan terus melangkah. Dengan segala keterbatasan, mereka yakin bahwa satu buku yang tepat bisa membuat satu anak bermimpi lebih jauh. Dan ketika satu anak berani bermimpi, dunia bisa sedikit lebih baik.

Selamat Hari Buku Nasional.

Mari terus menyalakan cahaya dari halaman pertama.

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.