Mengajarkan Anak Mengenali dan Menghindari Social Engineering

Di dunia digital yang semakin maju, ancaman terhadap keamanan pribadi semakin meningkat. Salah satu ancaman yang harus diwaspadai oleh semua orang, termasuk anak-anak, adalah social engineering. Ini adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk mendapatkan informasi pribadi atau akses ke rekening bank. 


Jika informasi tersebut sudah didapat tentunya amat merugikan. Saldo di rekening bisa habis, nama baik bisa disalah gunakan. Data kita digunakan untuk menipu, meminjam uang ke pinjol dan masih bayak lagi lainnya. 

Artikel Bintang Brilliant kali ini akan membantu orang tua memahami bahaya social engineering dan bagaimana menjelaskan ancaman ini kepada anak-anak dengan cara yang mudah dimengerti. Pembahasan semacam ini bisa dimasukkan dalam Literasi Digital. 

Apa Itu Social Engineering?

Social engineering adalah trik yang digunakan oleh para penjahat untuk menipu orang agar memberikan informasi pribadi seperti kata sandi, nomor rekening, atau PIN. Mereka memanfaatkan psikologi manusia untuk membuat orang percaya dan akhirnya memberikan informasi penting tersebut secara sadar.

Contoh Sederhana:

Ada seseorang yang menelepon dan mengaku sebagai teman dekat. Dia meminta kata sandi akun game, email atau sosial media lainnya. Dia mungkin berkata, "Aku lupa kata sandi akun gamemu, nanti aku bantu buat memenangkan gamenya. bisa kamu kirimkan kepadaku?" Ini adalah contoh bagaimana penjahat bisa memanipulasi kamu.

Mengapa Social Engineering Berbahaya?

Social engineering sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar. Jika penjahat mendapatkan informasi rekening bank, mereka bisa mencuri uang dari rekening tersebut, membuat rekening jadi kering alias tersedot semua.

Selain itu juga bisa mencuri informasi pribadi korban sehingga dapat dijadikan bahan penipuan. Nama baik jadi tercemar. Pada beberapa kasus, teknik social engineering dapat membuat seseorang mengklik tautan atau membuka lampiran berbahaya yang mengandung malware, seperti virus atau ransomware, yang dapat merusak perangkat yang dimiliki. 

Contoh nyata:

Seorang anak menerima email yang tampak seperti dari Bank keluarganya yakni BRI. Dalam email tersebut mengatakan ada masalah dengan rekening dan meminta nomor rekening Bank BRI serta PIN untuk memperbaikinya. Setelah memberikan informasi ini, penjahat menggunakan data tersebut untuk mencuri uang dari rekening tersebut.

Cara Melindungi Diri dari Social Engineering

Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa diajarkan kepada anak-anak untuk melindungi diri mereka dari serangan social engineering:

1. Jangan Berikan Informasi Pribadi

Anak-anak harus diajarkan untuk tidak memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, kata sandi, atau PIN kepada siapa pun. #BilangAjaGak pada semua orang yang meminta PIN kecuali pada orang tua atau keluarga yang terpercaya. 

2. Verifikasi Identitas

Jika seseorang menghubungi mereka dan mengaku sebagai teman atau petugas bank, ajarkan anak-anak untuk selalu memverifikasi identitas orang tersebut melalui sumber yang terpercaya sebelum memberikan informasi apa pun. Akun bank seperti BANK BRI tertera jelas dalam website dan media sosial resmi mereka. Jadi teliti dulu kebenarannya melalui proses verifikasi. 

3. Waspada terhadap Email dan Pesan Mencurigakan

Ajarkan anak-anak untuk tidak membuka atau mengklik tautan dalam email atau pesan teks yang tidak mereka kenal. Jika mereka menerima pesan yang tampak mencurigakan, mereka harus memberitahukannya kepada orang tua mereka.

4. Gunakan Kata Sandi yang Kuat

Pastikan anak-anak membuat kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Mereka juga harus diajarkan untuk tidak membagikan kata sandi dengan siapa pun. Terpenting kata sandi disarankan berbeda. 

5. Pikir Sebelum Klik

 Ajarkan anak-anak untuk selalu berhati-hati saat mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari email atau pesan yang tidak mereka kenal.


Cara Menjelaskan kepada Anak-Anak

Menjelaskan tentang social engineering kepada anak-anak bisa menjadi tantangan, tetapi berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu:


1. Gunakan Bahasa Sederhana:

 Jelaskan dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Misalnya, 

"Ada orang jahat di internet yang bisa berpura-pura menjadi teman atau orang lain untuk mencuri informasi kita, mangkanya harus hati-hati. #BilangajaGak pada orang yang tidak dikenal. Baik yang lewat telepon atau chat"

2. Beri Contoh Nyata

 Gunakan contoh nyata yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti akun game atau media sosial mereka. Misalnya, "Bayangkan ada seseorang yang mengaku sebagai temanmu atau keluargamu dan meminta kata sandi akun gamemu. Mereka bisa saja berbohong dan menggunakan informasi itu untuk hal yang buruk."

3. Ajarkan Lewat Permainan

Buat permainan atau simulasi kecil di rumah di mana anak-anak bisa berlatih mengenali situasi yang mencurigakan dan bagaimana harus merespons.


Social engineering adalah ancaman yang nyata dan bisa menyebabkan rekening bank kita menjadi kering jika kita tidak berhati-hati. Sebagai orang tua, penting untuk mengedukasi anak-anak tentang bahaya ini dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.  Bukan hanya Literasi Finansial yang perlu diajarkan, namun juga literasi digital juga perlu diterapkan. 

Dengan memberikan pengetahuan yang cukup dan langkah-langkah pencegahan, kita bisa membantu melindungi mereka dari penipuan atau ancaman di dunia digital sehingga dapat #MemberiMaknaIndonesia

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.