Membangun Kreativitas Anak dengan Menulis Tegak Bersambung

Saat dunia semakin dibanjiri oleh teknologi, ketrampilan sederhana yang menjadi akar budaya tergerus dengan mudahnya. Salah satunya adalah kemampuan menulis tegak bersambung. Coba liat deh dimana terakhir kali melihat ada orang yang menulis gaya tegak bersambung ini?? 



Menulis tegak bersambung saat ini menjadi teknik menulis yang langka. Kita harus merangkai tiap huruf secara bersambung sehingga membentuk kata.  Bentuk hurufnya pada dasarnya sama dengan huruf balok yang seperti kita kenal saat ini, namun ada beberapa perbedaan signifikan yang mesti diperhatikan. Tukisan tegak bersambung memberikan kesan yang indah jika dilakukan dengan baik.

Anak-anak zaman sekarang mungkin melihat huruf tegak bersambung sebagai sesuatu yang asing. Jarang sekali terlihat seseorang menggoreskan pena dan membentuk kalimat dengan indah seperti ini.  Oleh karena itu TBM Bintang Brilliant, mencoba memberikan tantangan menarik pada anak-anak untuk kembali merasakan keindahan menulis tegak bersambung.

Anak-anak yang datang diminta untuk menulis tegak bersambung di kertas halus. Mereka diberikan contoh terlebih dahulu melalui sebuah kalimat kemudian diminta menuliskannya sendiri. 


Menulis Tegak Bersambung: Tantangan Sederhana, Nilai Besar

Saat memberikan tantangan kepada anak-anak membentuk kalimat dengan huruf tegak bersambung, terlihat seolah membuka pintu pada dunia yang baru. Meskipun terlihat sederhana, namun pada kenyataannya, hal ini memerlukan usaha ekstra untuk menyelesaikannya.

Tantangan ini tidak hanya sekadar membentuk huruf-huruf tersebut di atas kertas, melainkan juga menguji kesabaran dan ketelitian anak-anak. Prosesnya melibatkan gerakan tangan, pengendalian pena, dan kemampuan untuk menggabungkan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang indah.

Kesalahan sana sini kerap dijumpai. Ini tentunya sangat wajar karena belum ada pembiasan sebelumnya. Namun setelah beberapa kali mencoba menulis kalimat yang sama, kesalahan-kesalahan tersebut bisa diperbaiki dan menjadi nilai besar dalam pengalaman mereka. 

Keterampilan yang Hampir Punah

Keterampilan menulis tegak bersambung bukanlah sekadar tradisi yang terlupakan, tapi juga kemampuan yang hampir punah di era modern ini. Anak-anak tumbuh di tengah era di mana ponsel dan tablet menjadi teman sehari-hari. Tinta dan kertas tidak lagi menjadi medium utama untuk menyampaikan pesan.

Kondisi ini membuat huruf tegak bersambung menjadi hal yang asing bagi mereka. Banyak anak-anak yang belum pernah mencoba atau bahkan melihat huruf-huruf ini dilibas dengan indah di atas kertas. Oleh karena itu, pembelajaran ini menjadi langkah berani untuk menghidupkan kembali keindahan menulis tegak bersambung.


Kreativitas yang Terbentuk Melalui Usaha

Ketika anak-anak diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan ini, mereka tidak hanya menghadapi huruf-huruf yang harus digambar. Mereka terlibat dalam suatu proses yang melibatkan gerakan tangan, pena yang dipegang dengan hati-hati, dan kemampuan untuk merangkai kata-kata menjadi kalimat yang utuh.

Melalui proses ini, kreativitas anak-anak mulai terbentuk. Mereka tidak hanya mengekspresikan diri melalui kata-kata, tetapi juga melalui bentuk dan gerakan yang mereka hasilkan di atas kertas. Pada dasarnya, menulis tegak bersambung bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga bentuk seni yang melibatkan seluruh tubuh dan pikiran.

Kepuasan dalam Setiap Jejak Pena

Saat anak-anak berhasil menyelesaikan tantangan menulis tegak bersambung, kepuasan yang terpancar dari senyum mereka menjadi pemandangan yang membanggakan. Mereka tidak hanya melihat hasil akhir dari karya mereka, tetapi juga merasakan perjalanan yang ditempuh untuk mencapainya.

Jejak pena yang terbentuk di atas kertas adalah bukti nyata dari usaha, kesabaran, dan kreativitas anak-anak. Kepuasan ini bukan hanya sebatas pada membentuk huruf, melainkan juga pada kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan dan memperoleh keterampilan baru.

Anak-anak dapat belajar bahwa keindahan ada dalam sederhana, dan keterampilan-keterampilan ini sepatutnya tetap dijaga dan diwariskan.

Tidak hanya sekadar belajar menulis, anak-anak juga diajak untuk menghargai sejarah dan tradisi dalam setiap garis huruf yang mereka bentuk. Dengan begitu, kita tidak hanya menciptakan generasi yang pandai menulis, tetapi juga generasi yang memiliki penghargaan terhadap keindahan dan warisan budaya.

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.