Bersepeda dan Berliterasi Sains Bersama di Jumat Pagi

Pada Jumat pagi yang cerah, anak-anak TBM Bintang Brilliant diajak untuk menghabiskan waktu dengan cara yang unik. Biar tidak hanya berleha-leha atau sibuk dengan Smartphone saat libur sekolah, anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan asyik dengan bersepeda.  Sambil mengunjungi beberapa desa lain, anak-anak diajak untuk belajar literasi sains secara langsung. 


Perlu diinformasikan kembali, biar lebih paham. Literasi dasar yang harus dimiliki anak-anak ada 6, yakni Literasi Baca Tulis, Literasi Numerik, Literasi Budaya dan kewargaan, Literasi Digital, Literasi Finansial dan Literasi Sains. Pada kegiatan kali ini, kami ingin mengajak untuk belajar literasi sains dengan melakukan pengamatan langsung di alam. Untuk literasi dasar lainnya tentunya dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang berbeda. 

Kegiatan bersepeda seperti ini ternyata sudah lama sekali tidak dilakukan. Terakhir dilakukan tahun 2020 yang lalu. Postingannya bisa di baca dalam artikel berjudul : Gowes Bareng di Jumat Pagi. Kebanyakan kegiatan TBM dilakukan di dalam ruangan dan berfokus pada jenis literasi lainnya. 

Bersepeda bersama di awal Oktober 2023 kali ini menjadi sebuah cerita petualangan yang seru bagi anak-anak yang ikut. Meskipun perjalanan sebenarnya hanya berlangsung selama 2 jam saja, terhitung sejak berangkat hingga pulang. Namun ternyata menjadi pengalaman yang berharga bagi mereka. Kenangan saat perjalanan terus terpatri dalam ingatan dan menjadi tambahan informasi di berbagai kesempatan di masa depan. 

Perjalanan bersepeda dimulai dari Desa Pucangro di Kecamatan Kalitengah sekitar pukul 05.30 WIB. Mereka berkumpul di depan base camp TBM Bintang Brilliant dan dengan semangat tinggi menjelajahi desa-desa sekitar. Peserta yang ikut sekitar 20 anak. Mereka adalah anggota TBM Bintang Brilliant yang duduk di kelas 5 & 6 TP 2023/202 4. 

Rute perjalanan bersepeda kali ini adalah  dari Desa Pucangro yang masuk Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan menuju ke barat ke Desa Kalanganyar di Kecamatan Karanggeneng. Setelah itu belok ke utara ketemu denagn  Desa Sungegeneng Kecamatan Sekaran. Dari Desa Sungegeneng belok ke timur menuju ke Desa Sungelebak Kecamatan Karanggeneng . Terakhir belok ke selatan lagi untuk kembali ke Desa Pucangro.

Kegiatan bersepeda pagi ini bukan hanya sekedar jalan-jalan, tetapi bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Sambil bersepeda, anak-anak ini memiliki kesempatan mengamati alam, flora, fauna, dan banyak hal lainnya yang tidak akan mereka temui di dalam kelas. Ini adalah pengalaman belajar di luar ruangan yang sangat berharga. Merdeka belajar dapat di praktekkan secara langsung melalui metode ini. 

Selama perjalanan, anak-anak ini melakukan beberapa pemberhentian. Tujuan dari pemberhentian ini tidak hanya untuk istirahat sejenak agar mereka tidak terlalu lelah, tetapi juga untuk membahas berbagai topik literasi sains yang terlihat di depan mata. 

Saat menuju Desa Kalanganyar, anak-anak melihat secara langsung teknologi panel surya yang dipasang di lampu-lampu jalan. Jika sebelumnya hanya membaca di buku dan tahu teorinya saja, saat perjalanan kali ini mereka bisa melihat dari dekat wujud aslinya. Mereka berdiskusi dan saling mengutarakan pendapatnya. Pada akhirnya terdapat pemahaman baru, jika ada energi alternatif seperti sinar matahari yang bisa diubah menjadi energi listrik dan cahaya. 

Saat melihat aneka burung yang beterbangan di area rawa, teriakan-teriakan heboh bergema. Ada beberapa jenis burung yang terlihat oleh mata. Aneka bentuk paruh dan kaki burung menjadi bahan diskusi dan tanya jawab. Beberapa anak sudah membaca informasi mengenai klasifikasi burung di koleksi bahan bacaan TBM Bintang Brilliant. Jadi mereka lebih paham dan paling heboh bercerita. Sebagian lagi sudah membaca mengena ekosistem burung di buku mata pelajaran sekolah sehingga nyambung dengan pembicaraan yang di lakukan. 

Kala berhenti untuk istirahat, selalu saja ada hal yang didiskusikan. Mereka berdiskusi tentang fenomena alam yang di temui di sepanjang jalan. Melihat suatu tanaman, mereka mengamatinya, mengidentifikasi jenis-jenisnya, dan memahami bagaimana tumbuhan tersebut beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Sebagai pendamping, kami tentunya ikut menjelaskan dan meluruskan pengetahuan mereka. 

Pemandangan rawa-rawa, sawah dan pemukiman penduduk yang tersaji di depan mata tak luput jadi bahan diskusi. Ini pertama kalinya anak-anak pergi ke wilayah desa-desa ini dan menemukan jalan tembus antar desa. Bahkan orang tua merekapun saat diceritakan juga baru paham kalau ada jalan setapak yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan berbeda. 

Kegembiraan dan semangat terpancar di wajah anak selama perjalanan. Mereka juga menjadi lebih akrab satu sama lain. Rasa solidaritas dan persahabatan terbangun dengan sendirinya. Bersepeda bersama menjadi momen yang memperkuat ikatan mereka sebagai sesama teman.

Tidak hanya interaksi satu sama lain yang membuat perjalanan ini istimewa, tetapi juga respon positif yang diterima anak-anak dari penduduk desa yang di temui sepanjang jalan. Sapaan demi sapaan datang dari warga desa yang senang melihat anak-anak ini bersepeda dan belajar sepanjang jalan. Hal ini membuat hati mereka sumringah dan juga memperkuat rasa percaya diri mereka.

Ketika kembali ke Desa Pucangro, anak-anak ini memiliki perasaan kepuasan yang mendalam. Mereka tidak hanya bersepeda, tetapi juga telah mengalami petualangan pendidikan yang tak terlupakan. Mereka telah mengamati, bertanya, belajar, dan bersosialisasi dengan baik sepanjang perjalanan kali ini.

Inisiatif seperti ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak selalu harus terjadi di dalam kelas. Alam adalah guru yang luar biasa, dan pengalaman di luar ruangan seperti ini dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman anak-anak. Selain itu, perjalanan ini juga memupuk rasa kebersamaan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Anak-anak ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran bisa menjadi petualangan yang menyenangkan dan bermanfaat.


Jadi, pada Jumat pagi yang indah itu, mereka tidak hanya bersepeda, tetapi juga telah menjadi penjelajah alam sejati dan literatur sains yang tangguh. Pengalaman ini akan tetap terukir dalam ingatan mereka dan mungkin akan menjadi awal dari minat mereka terhadap sains dan alam. 

Next kegiatan literasi apa lagi nih yang bisa dilakukan?

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.