Novel Rumah Lebah Karya Ruwi Meita


Judul Buku : Rumah Lebah
Pengarang : Ruwi Meita
Penyunting : Aprilia Wirahma 
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (Bhuana Sastra)
Terbit : September 2019 
Tebal buku : 284 hlm.


Kali ini kami ingin mengulas tentang salah satu buku baru yang didapatkan dari Kado Tahun Baru BIP. Saat pertama kali melihat buku yang berjenis novel ini, mata langsung terpaku. Ilustrasi gambar sampul di depan dan sinopsis cerita di belakangnya langsung menyita perhatian. Sempat mengira bahwasanya novel ini seperti Totto Chan, Gadis Kecil di Jendela yang ringan dan menceritakan kisah anak-anak pada umumnya. Gambar sampul juga hampir sama. Namun anggapan ini ternyata salah. 

Novel ini menceritakan tentang kehidupan keluarga kecil yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang anak perempuan. Ayahnya bernama Winaya dan ibunya bernama Nawai. Anak perempuan mereka yang istimewa diberi nama Mala. Cerita dalam novel awalnya diceritakan dari sudut pandang sang ibu dan anak. Lalu kemudian di halaman tengah berganti dengan tokoh-tokoh lainnya. 

Diceritakan bahwasanya sang ayah yang bernama Winaya dulunya adalah seorang wartawan di Jakarta. Karena suatu sebab akhirnya memilih menyepi di sebuah tempat di kaki bukit bersama dengan keluarganya. Dia beralih profesi menjadi penulis buku fiksi Detektif. Nawai sang ibu selain mengurus rumah tangga, dia juga suka melukis dan menjadi guru privat untuk putrinya. 

Mala yang masih berusia 6 tahun ternyata memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Ketika bersekolah di sekolah umum, Mala terlalu jenius untuk ukuran anak-anak sehingga dirasa aneh oleh teman-temannya dan gurunya sendiri. Pada akhirnya pilihan home schooling diberikan kepada Mala karena tingkat kejeniusannya yang mengagumkan dan yang bertindak sebagai gurunya adalah ibunya sendiri  

Konflik dalam novel terjadi saat Mala mengatakan pada orang tuanya kalau di rumah yang mereka tinggali, ada 6 orang lainnya yang hidup bersama mereka. Awalnya Mala dianggap sebagai anak indigo, lalu berlanjut menjadi dugaan autis. Nawai dan Winaya tak bisa terima anggapan tersebut, mereka hanya menganggap Mala kesulitan berhubungan sosial dikarenakan tingkat otaknya yang terlalu jenius. Mala bisa baca tulis di usia 5 tahun. Saat kelas 2 SD dia sudah hafal semua isi buku ensiklopedia. 


Cerita berlanjut dengan perkenalan keluarga ini pada seorang artis dan pacarnya yang kebetulan berlibur di dekat rumah keluarga mereka. Artis bernama Alegra ini kebetulan juga membintangi film adaptasi dari novel karya Winaya. Kemudian ada kasus pembunuhan dan berbagai kejadian lainnya. Diantara rangkaian cerita dalam novel, sesekali diselipkan cerita tentang Nawai yang selalu merasa ngantuk, mudah lelah dan sering tertidur tanpa sadar. Dia beranggapan kalau dirinya memiliki penyakit darah rendah sehingga sering merasa mengantuk. 

Pembaca yang belum membaca novelnya sampai akhir tidak pernah tahu bahkan mungkin terkecoh dengan alur cerita yang disajikan penulis. Kunci ceritanya justru berasal dari rasa kantuk yang menerpa Nawai. Penulis begitu lihai merangkai alurnya sehingga pembaca tidak pernah menyangka apa yang terjadi sebenarnya. Semuanya diluar dugaan. Fakta-fakta yang terjadi baru terungkap di beberapa halaman terakhir, menciptakan efek klimaks yang luar biasa. 

Dari judulnya Rumah Lebah mungkin agak aneh. Orang akan menganggap ini adalah buku tentang ilmu pengetahuan atau karya non fiksi padahal ini cerita fiksi. Ruwi Meita menyajikan cerita berbeda dari pengarang-pengarang Indonesia lainnya. Novel Rumah Lebah memberikan hiburan unik yang berisi, menegangkan dan menimbulkan rasa penasaran yang bertubi-tubi. Novel ini cocok dijadikan bahan bacaan di waktu senggang sambil bermain imajinasi berdasarkan isi cerita. 




Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.