Eco-Activity #14 Kebakaran Hutan


Pembelajaran tentang keanekaragaman hayati dan pendidikan lingkungan hidup tidak harus dengan membaca buku atau mendengarkan ceramah saja. Pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai kreasi dan inovasi. Salah satunya adalah dengan melakukan Eco Activity yang sering dilakukan oleh TBM Bintang Brilliant. Pada kesempatan ini Eco-actifity yang dijalankan berjudul Kebakaran Hutan.

Dengan konsep pembelajaran berjenis kegiatan kognitif dan kreativitas, Eco Activity Kebakaran Hutan membutuhkan waktu yang lumayan lama. Berhubung kedatangan anak-anak di TBM hanya sekitar 1 jam saja, kegiatan ini dilaksanakan tidak dalam 1 waktu saja. Kami melakukan Eco-actifity ini selama 3 waktu yang berbeda. Hal ini disesuaikan dengan tahapan Eco Activitynya sendiri.


Bagian 1 : 

Di hari pertama, dilakukan diskusi kecil dan tanya jawab sederhana kecil mengenai hutan. Diantara tanya jawabnya adalah : siapa yang pernah pergi ke hutan? Apa yang bisa  ditemukan di hutan? Apakah ada yang suka bermain di hutan? Dsb. Anak-anak bersama Kordinator bergantian melakukan tanya jawab. Setelah itu anak-anak diminta untuk menuliskan manfaat-manfaat hutan yang diketahuinya dan menuliskan di kertas kecil yang disediakan.



Anak-anak di dorong untuk berani menjawab dan tidak takut salah. Setiap anak dapat giliran maju ke depan dan menempelkan jawabannya di papan yang  sebelumnya sudah digambar dengan replika pohon. Kertas yang ditempel tersebut sudah dibentuk menyerupai daun, sehingga pohon di papan dan kertas daun yang ditempel menyatu menyerupai pohon.

Setelah semua anak mendapat giliran, waktunya buat diskusi dan membahas apa yang dituliskan tersebut. Di hari pertama ini ada banyak pengetahuan dan informasi yang didapatkan mengenai hutan dan fungsi-fungsinya. Manfaat hutan yang ditulis anak-anak diantaranya : sebagai tempat pertukaran udara, tempat hidup hewan, tempat rekreasi, tempat mencari makanan, mencegah erosi, mencegah banjir dan beragam manfaat lainnya.


Bagian 2 

Dihari selanjutnya, anak-anak diminta untuk membuat replika pohon dan hewan. Bahan-bahan berupa karton, pensil warna dan panduan pembuatan replika hewan sudah disediakan Kordinator. Masing-masing anak diminta membuat minimal 1 buah pohon dan 1 jenis hewan yang hidup di hutan. Tidak ada penilaian bagus atau tidak. Yang penting mereka sudah mampu berekspresi dan menunjukkan kreativitasnya dalam kegiatan ini.


Meskipun waktu pengerjaan gambar replika hutan ini tidak lama, namun menguras tenaga dan emosi anak-anak. Mereka tampak semangat sekaligus lelah dalam pengerjaanny. Sekitar 1 jam mereka semua baru bisa menyelesaikannya. Setelah semua anak selesai membuat replika pohon dan hewan, tugas Kordinator kemudian menata replika tersebut di atas sebuah karton besar membentuk replika kehidupan di hutan dan di pergunakan lagi keesokan harinya.

Bagian 3 : 

Di hari selanjutnya, anak-anak diajak untuk memainkan replika hutan yang mereka buat. Permainan disesuaikan dengan imajinasi masing-masing. Mereka bebas berekspresi dan melakukan dialog antar hewan yang dibuat. Meskipun sedikit ricuh, namun tetap seru dan menyenangkan.




Setelah lelah bermain replika hutan, anak-anak diminta untuk keluar sebentar untuk berjalan-jalan dan beristirahat. Saat anak-anak berada di luar ruangan dan teralihkan dengan kegiatan lain, Koordinator kemudian melakukan kegiatan inti eco Activity ini yakni membakar replika hutan buatan anak-anak. Meskipun ada perasaan tidak rela/tidak tega, namun demi tercapainya tujuan dalam pembelajaran hal ini tetap dilakukan.

Kordinator membakar replika hutan tersebut dan menyisakan sedikit bagian agar anak-anak masih bisa mengenali hasil karya mereka. Replika yang sebelumnya bagus, sekarang gosong di tiga perempat bagiannya.


Selang 10 menit kemudian, anak-anak kembali ke dalam ruangan dan mendapati hasil karya mereka yang terbakar. Ada raut kesedihan dan kekecewaan di wajah anak-anak tersebut. Salah seorang dari mereka ada yang nyletuk kalau telah terjadi kebakaran di hutan yang mereka buat. Ada juga yang menyatakan bahwa sudah sering melihat kebakaran hutan di televisi yang hampir mirip dengan hasil karya mereka. Beberapa anak ada yang tidak terima dan marah-marah karena hutannya jadi gosong dan tidak dapat digunakan lagi.


Di sesi terakhir, anak-anak kembali diajak duduk bersama dan membahas tentang kegiatan ini. Anak-anak akhirnya memahami bahwa kebakaran hutan berdampak pada hancurnya hutan dan matinya hewan-hewan yang hidup di hutan. Pada akhirnya ekosistem akan mati, dan manfaat-manfaat yang selama ini diberikan oleh ekosistem tersebut akan hilang. Anak-anak diminta untuk menuliskan janji mereka terhadap kelestarian hutan supaya manfaatnya bisa dirasakan di masa mendatang.

Baca juga :


Indonesia sendiri memiliki keanekaragamanhayati yang tinggi yang perlu dijaga kelestariannya. Kebakaran hutan adalah salah satu ancaman terbesar hilangnya keanekaragamanhayati Indonesia. Sedari dini, anak-anak harus diajarkan untuk bempati terhadap keanekaragamanhayati, sehingga kelak mereka tergerak untuk melestarikannya, serta menyusun aksi secara pribadi maupun kelompok.


Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.