Makna Tersirat dari Paribahasa Nusantara: Warisan Kata, Pesan Kehidupan
Paribahasa adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun di seluruh pelosok Nusantara. Meski sering dianggap "bahasa lama", sebenarnya paribahasa menyimpan makna tersirat yang relevan bahkan sampai hari ini.
Tak sekadar hiasan kata, paribahasa adalah cara nenek moyang kita menyampaikan nasihat, kritik, atau ajaran hidup dengan cara halus, cerdas, dan penuh filosofi.
Mari kita coba gali beberapa paribahasa dari berbagai daerah di Indonesia dan makna dalamnya yang sering luput dari perhatian.
1. Ada gula, ada semut (Indonesia)
Makna tersurat: Di mana ada keuntungan, di situ orang akan berkumpul.
Makna tersirat:
Hidup ini soal kepentingan. Kadang-kadang, orang datang mendekat bukan karena tulus, tapi karena ada sesuatu yang bisa mereka ambil. Ini jadi pengingat supaya kita tidak mudah terlena oleh “keramaian” di sekitar kita.
2. Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung (Melayu)
Makna tersurat: Di mana kita berada, patuhilah aturan dan adat setempat.
Makna tersirat:
Pentingnya adaptasi dan menghargai budaya lokal. Di dunia yang semakin global, kemampuan beradaptasi bukan hanya soal bahasa, tapi juga soal menghormati nilai, norma, dan adat.
3. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui (Minangkabau)
Makna tersurat: Melakukan satu pekerjaan yang memberi banyak hasil.
Makna tersirat:
Hidup cerdas adalah soal strategi. Jangan kerja keras saja, tapi pikirkan bagaimana satu langkah bisa membawa manfaat ganda. Ini tentang efektivitas dalam bertindak.
4. Sambil menyelam, minum air (Jawa)
Makna tersurat: Melakukan dua pekerjaan sekaligus dengan hasil.
Makna tersirat:
Kita diajarkan multitasking sejak zaman dahulu. Tapi, yang penting bukan hanya melakukan banyak hal, tapi melakukannya dengan tujuan yang terarah, tidak asal.
5. Bagai aur dengan tebing (Minangkabau)
Makna tersurat: Saling tolong-menolong dan bergantung satu sama lain.
Makna tersirat:
Hidup ini tidak bisa sendiri. Bahkan di era digital yang serba individualis, kolaborasi dan solidaritas tetap menjadi kunci bertahan dan berkembang.
6. Air beriak tanda tak dalam (Sunda)
Makna tersurat: Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmu.
Makna tersirat:
Ilmu sejati membuat orang bijak dan tidak banyak bicara. Ini adalah sindiran halus agar kita lebih banyak mendengar, belajar, dan tidak merasa paling tahu.
7. Kalah jadi abu, menang jadi arang (Bugis)
Makna tersurat: Bertengkar membuat kedua pihak rugi.
Makna tersirat:
Tidak ada yang benar-benar menang dalam konflik yang didasari ego. Penyelesaian masalah harus dicari dengan kepala dingin, bukan adu keras kepala.
8. Habis manis sepah dibuang (Jawa)
Makna tersurat: Setelah manfaatnya habis, ditinggalkan begitu saja.
Makna tersirat:
Ini kritik sosial terhadap perilaku oportunis. Pesannya jelas: jangan sampai kita memperlakukan orang lain hanya sebatas manfaat pribadi. Dan juga, jangan sampai kita jadi korban dari perilaku seperti itu.
9. Mendaki gunung, menurun lembah (Batak)
Makna tersurat: Berusaha keras tanpa mengenal lelah.
Makna tersirat:
Kesuksesan butuh perjuangan ekstra. Paribahasa ini mengingatkan kita bahwa dalam hidup, jalan yang kita tempuh tidak selalu datar. Naik dan turun itu bagian dari proses.
10. Tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas (Minangkabau)
Makna tersurat: Sesuatu yang tetap lestari dan tidak berubah oleh zaman.
Makna tersirat:
Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kebaikan, dan kerja keras akan selalu relevan. Dunia boleh berubah, tapi prinsip hidup yang baik akan tetap berlaku kapan pun.
Kesimpulan: Lebih Dari Sekadar Kata-Kata
Paribahasa Nusantara bukan hanya permainan kata, tapi cerminan cara berpikir orang zaman dulu yang masih relevan hingga sekarang.
Di balik kalimat pendek yang sering kita dengar, ada makna tersirat yang mengajarkan kita tentang kehidupan, etika, dan cara berinteraksi dengan sesama.
Jadi, lain kali saat mendengar atau membaca paribahasa, coba renungkan lagi…
Barangkali, nasihat kecil itu adalah jawaban dari masalah hidup yang sedang kita hadapi.





Tidak ada komentar
Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik